Zona yang membebaskan fikiran, khayalan, keinginan, dan harapan. It's just fiction.

Minggu, 20 Mei 2012

Perang Saudara Sebangsa


Mati,
Derak-derak ranting yang hampir patah, tergantung menunggu mautnya
Saksi kematian manusia, rupanya tak cukup merusuhkan malam tadi..
Rupanya nyawa hanya menjadi seonggok bangkai yang terkulai lemah karena sesama,
Harus berapa tangis Ibu yang terkucur,,,
Bukan karena teramat sayang ketulusan bersumber dari dadanya, karena ia hanya dapat merasakan susah dalam waktu pembesaran nyawa, tapi belum sempat ia cicipi waktu santai, sudah kau sibukkan dengan biaya pemakaman dan waktu depan untuk meminta Tuhan memanjangkan umurnya, doanya, susahnya…
Bangsa sibuk dengan pencongan dasi yang menjerat lehernya,
Negara sedang bersolek dengan gencu merah merekah darah untuk memikat sesama, menutupi koreng, daki, dan tubuhnya dalam balutan kebaya.
Sibuk nian mereka,
Dengan siapa kau akan mengadu,,,
Pada Nusantara,
Pada Majapahit atau Singosari ???
Pada sejarah, tengoklah masa emas lalu. Semaumu…
Kubiarkan kau terbuai, diam, tak bergerak, biar waktu luput dari otakmu dan kau telah tertinggal jauh.
Jauh,
Sangat jauh…
Setelah itu, sadarmu terbangun dari sajak batu.
Seni,
Karya,
Senjata ampuh bak bambu runcing, kau tusuk waktu dengan budayamu,
Omongmu,
Pikiranmu,
Nyawamu…
Parang bening yang tak bisa disalahkan karena transparan, dan mengena tanpa rasa salah akibat kesalahan.
Tapi bila terlalu menusuk sampai ulu hati, dan bisa mati…
Nyawamu tersungkur dalam bangkai kerusuhan.
Kita satu dalam ini.  Kita batu dalam ini. Kita mati dalam sepi.
Karena kita saudara, bersaudara, untuk menghakimi saudara kita sendiri yang menyusahkan sesama saudara.
Benarkan Saudara?
Jangan tersinggung, jika kamu tak merasa. Tapi jika ternyata ia,,,
Ini untuk Saudara!
Kedamaian untuk menggambarkan kerusuhan…
Disini damai, tenang, dan tak terjamah.
Disini persatuan semu untuk semua perceraian.
Untung ada seni,
Seni,
Seperti kucuran air di pagi hari, itulah seni.
Mati,
Seni malam ini belum mati, entah esok ada lagi atau…
Karena seni masih dikerangkeng dalam penjara emas,
Mungkin subuh nanti ia akan bunuh diri,
Krreeek, kreek, krek.
Seok kaki manusia berjalan menjaga jeruji.
Malam tadi ada kerusuhan antar saudara sebangsa, ada saudara Saudara yang tertusuk ranting.
Untuk ada yang rusuh, jadi diam ini terasa seperti kedamaian pagi.
Ucap Ibu lirih,
Jasad Kakakku kaku diantar Polisi setengah jam tadi.

by : umi_k

0 komentar:

Posting Komentar

fr33Zoonecustume. Diberdayakan oleh Blogger.

PopullaryierZ

© Fr33Zoone, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena